Candi Borobudur, salah satu keajaiban dunia yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, terus berbenah untuk menjadi destinasi wisata yang ramah bagi semua kalangan. Salah satu inovasi terbaru yang menjadi perhatian publik adalah pemasangan stairlift, sebuah alat bantu naik-turun tangga, yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas dan lansia. Pemasangan stairlift ini memunculkan berbagai reaksi, namun di balik kontroversinya, ada sejumlah fakta penting yang patut diketahui.
1. Bertujuan untuk Aksesibilitas
Stairlift Borobudur dirancang sebagai bagian dari upaya pemerintah dan pengelola situs dalam mewujudkan pariwisata inklusif. Candi Borobudur memiliki struktur bertingkat dengan ratusan anak tangga yang sulit diakses oleh penyandang disabilitas, orang tua, atau mereka yang memiliki keterbatasan mobilitas. Stairlift menjadi solusi agar semua pengunjung bisa menikmati keindahan dan nilai sejarah candi ini tanpa hambatan fisik.
2. Lokasi dan Penempatan Strategis
Stairlift tidak dipasang sembarangan. Alat ini ditempatkan di jalur yang tidak mengganggu struktur utama candi maupun arus kunjungan wisatawan. Penempatan dilakukan berdasarkan kajian teknis dan konservasi agar tetap menjaga kelestarian situs warisan budaya UNESCO ini.
3. Menggunakan Teknologi Modern
Stairlift yang digunakan di Borobudur adalah hasil adaptasi teknologi modern yang banyak dipakai di museum dan situs sejarah dunia. Alat ini beroperasi secara elektrik dan dilengkapi sistem keamanan seperti sabuk pengaman, pegangan, serta pengaturan kecepatan yang stabil. Materialnya pun dirancang agar tidak merusak batu-batu asli candi.
4. Tidak Merusak Struktur Candi
Salah satu kekhawatiran publik adalah potensi kerusakan terhadap struktur bangunan candi. Namun, pengelola memastikan bahwa pemasangan stairlift dilakukan dengan metode non-invasif, tanpa membongkar atau mengebor struktur asli. Semua pemasangan dilakukan di area tambahan atau jalur khusus yang telah disesuaikan.
5. Mendapat Dukungan dari UNESCO dan Komunitas Disabilitas
Pihak Balai Konservasi Borobudur menyatakan bahwa proyek stairlift ini telah mendapat konsultasi dengan UNESCO dan mendapat tanggapan rajazeus positif, selama tidak melanggar prinsip konservasi. Selain itu, komunitas penyandang disabilitas menyambut baik upaya ini karena menunjukkan inklusi dan perhatian terhadap hak-hak mereka dalam menikmati warisan budaya bangsa.
6. Bagian dari Transformasi Borobudur sebagai Destinasi Ramah Wisatawan
Stairlift merupakan salah satu bagian dari program besar penataan kawasan Borobudur oleh pemerintah. Selain peningkatan fasilitas transportasi, taman, dan zona penyangga, pengelola juga berkomitmen meningkatkan kualitas pengalaman wisata tanpa mengorbankan nilai-nilai sejarah dan spiritualitas situs tersebut.
Penutup
Pemasangan stairlift di Candi Borobudur mencerminkan komitmen Indonesia dalam mewujudkan pariwisata inklusif dan berkelanjutan. Meski sempat menuai pro dan kontra, kenyataannya inovasi ini membawa manfaat besar bagi kelompok pengunjung yang selama ini sulit mengakses situs warisan budaya ini. Dengan perencanaan dan pelaksanaan yang hati-hati, stairlift Borobudur menjadi simbol bahwa keajaiban dunia ini bisa dinikmati oleh siapa saja, tanpa batas.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Gagal Tumbuh 5% Pemerintah Kurang Belanja