Studi tentang Faktor-Faktor Penghambat Usaha BUMDesa
BPD
Mulyasari (Karawang) – Di desa Anda sendiri, pernahkah Anda melihat sebuah toko
atau tempat usaha yang ada tulisan/plang BUMDesa di depannya? Jika tidak pernah
melihatnya, berarti BUMDesa di desa Anda nggak eksis.
Sebelumnya
kita akan bahas sedikit mengenai apa itu BUMDesa? Secara sederhana BUMDesa
merupakan badan usaha yang sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh Desa
dalam rangka usaha yang sebesar-besarnya untuk membangun kesejahteraan masyarakat
desa.
Dari
pengertian di atas, mungkin Anda sudah memiliki gambaran cukup jelas. Pertama,
BUMDesa bukan badan usaha milik pribadi atau golongan tertentu, melainkan milik
desa, milik masyarakat desa. Kedua, tujuan-tujuan usaha yang dilakukan BUMDesa idealnya untuk kesejahteraan masyarakat desa.
BUMDesa Dibentuk untuk Kesejateraan Masyarakat Desa
Mengenai
tujuan di atas, memang butuh proses panjang untuk bisa direalisasikan tapi
bukan hal mustahil juga bila semua pemangku kepentingan di tingkat desa bisa bersatu
menggapai tujuan tersebut.
Sampai saat
ini masih banyak desa yang BUMDesa-nya masih belum memperlihatkan kinerja yang
maksimal, bahkan cenderung tidak aktif. Setelah dipelajari, rupanya ada
beberapa faktor yang menjadi penyebab dari mandeknya perkembangan BUMDesa.
- Belum hadirnya figur inovatif dan visioner
- Tidak berjalannya sistem demokrasi di tingkat desa
- Buta potensi diri sendiri
- Terbatasnya SDM hebat yang terlibat
- Kebekuan mindset
- Lemahnya pengawasan
Belum hadirnya
figur pemimpin desa yang visioner dan inovatif
Kenyataan ini
tidak hanya terjadi di tingkat desa, tapi juga di tingkat yang lebih tinggi
dari desa. Figur semacam ini memang
tidak hadir setiap tahun, kehadirannya seakan teka-teki yang hanya takdir saja
yang mengetahuinya. Hehehe.
Figur yang
inovatif dan visioner memang tidak memberikan jaminan 100% untuk keberhasilan
sebuah usaha, akan tetapi fakta menunjukkan bahwa model usaha yang sukses lahir
dari figur yang memiliki inovasi dan visi. Terlebih di zaman now kedua hal itu bisa
merupakan kunci untuk dapat mengelola lembaga desa semisal BUMDesa ini menjadi
badan usaha yang benar-benar mampu mensejahterakan rakyatnya.
Ketika figur
semacam itu belum hadir, tidak lantas kita hanya terdiam. Ada banyak cara yang
masih bisa dilakukan, bahkan lebih dahysat dampaknya ketimbang bergantung pada figur
tunggal, yaitu kebersamaan atau dalam bahasa nenek-moyang kita disebut gotong-royong.
Dengan kebersamaan, keterbukaan, kita bisa saling melengkapi,
menambahkan.
Tidak Berjalannya
Sistem Demokrasi
Apa
hubungannya demokrasi dengan BUMDesa? Ada hubungan yang tidak bisa dipisahkan
antara BUMDesa dan demokrasi. Dalam regulasi mengenai BUMDesa itu sendiri, dikatakan
bahwa pembentukan suatu BUMDesa, Musdes (Musyawarah Desa) menjadi pijakan dasar yang harus dilakukan.
Berdasarkan
peraturan di atas, sangat jelas kiranya BUMDesa merupakan badan usaha yang di
dalamnya ada ruang luas untuk berdemokrasi. Masyarakat berhak terlibat
menentukan jenis usaha apa yang akan dijalankan BUMDesa, siapa saja pengurusnya,
apa saja pelayanan jasanya, dan seterusnya.
Buta Pada Potensi
Desa Sendiri
Faktor
penghambat lain yang umum terjadi adalah kelalaian untuk membaca potensi
desanya sendiri. Alhasil usaha yang dijalankan BUMDesa kehilangan subtansinya
sebagai badan usaha yang seharusnya mampu mengelola aset dan potensi desa.
Sebuah usaha
yang dijalankan difokuskan pada potensi dan aset desanya sendiri, akan memiliki
dampak besar bagi perkembangan usahanya itu sendiri maupun bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakatnya.
Di desa
kita, Desa Mulyasari misalnya, ada banyak potensi yang sebenarnya jika dikelola
oleh BUMDesa bisa menjadi ladang usaha yang memberikan peluang besar baik dari
segi keuntungan finansial maupun keuntungan sosial. Mengenai potensi Desa
Mulyasari, kita akan berbagi lebih detail dalam tulisan lain yang berjudul Circle of Diamonds (Lingkaran Intan) Desa
Mulyasari, semacam telaah atas potensi yang ada di Desa Mulyasari.
Terbatasnya
SDM Hebat yang Terlibat
Berbicara
tentang SDM di tingkat desa, sebenarnya desa memiliki banyak sekali SDM hebat yang dapat
diberdayakan untuk ikut membangun desanya sendiri. Akan tetapi keterlibatan SDM
hebat ini menjadi sangat terbatas, karena mereka tidak mau terlibat dan juga
mereka tidak boleh terlibat.
Sudah bukan
rahasia lagi, di banyak desa sosok-sosok yang menguasai lembaga desa masih
didominasi oleh orang-orang dekat, bahkan kerabat. Sebenarnya, ini menghambat karena
membangun desa tidak bisa dijalankan dengan hanya mengedepankan kawan. Desa
mesti dibangun dengan kolaborasi, dengan merangkul semua warna yang ada di
dalamnya.
Kebekuan Mindset
Dalam banyak
buku khususnya buku motifasi yang ada di pasar buku sana, pasti para penulisnya
bilang bahwa yang menghambat sesuatu untuk menjadi sesuatu itu bukan realitas
di luar dirinya melainkan mindset di dalam kepalanya sendiri.
Mengenai
mindset ini, silakan Anda mencari referensi yang bisa memberikan pencerahan.
Sebagai bocoran silakan digoogling kisah tentang Thomas Alfa Edison, “sibodoh”
yang karena disemangati dengan mindset jenius, ia menjadi jenius beneran.
Lemahnya Pengawasan BUMDesa
Secara ideal dalam struktur BUMDesa sudah hadir yang namanya Pengawas BUMDEsa, akan tetapi kinerja pengawas BUMDesa kerap kali tidak berjalan baik. Sehingga ketika ada hal-hal yang menyimpang dari tujuan-tujuan BUMDesa, Pengawas tidak mampu berbuat banyak selain bersikap permisif.
Bila pengawasan ini dilakukan secara ajek, sebenarnya tidak perlu ada ketakutan-ketakutan karena pengawasan ini bertujuan agar BUMDesa ini tetap fokus pada rel yang harus dipijaknya sehingga tujuan membangun kesejahteraan masyarakat desa, bisa lebih dekat untuk diwujudkan.
Sejauh ini, itulah beberapa faktor yang kerap menghambat kinerja BUMDesa. Semgoa kita semua bisa memetik pelajaran kecil untuk dijadikan bahan
perbaikan bagi semuanya. Sekarang, mari kita bersama-sama bangunkan desa kita,
kita sama-sama wujudkan Desa Mulyasari yang juara. Ayo! (Sumber gambar: Cirill)
Tidak ada komentar